Text

SELAMAT DATANG DIBLOGNYA WONG NDESO

Sabtu, 30 Januari 2010

Suku Pejuang Perempuan Di AMAZON



Lebih dari 4.000 tahun, perempuan ternyata sudah ambil peranan penting dalam pertempuran yang menentukan di dunia. Namun sejumlah besar perempuan dalam satu suku, yang seluruhnya adalah pejuang yang mahir menggunakan senjata dan menguasai teknik pertempuran, mungkin hanya suku Amazon!

Ada kisah dari masa Hercules tentang satria perempuan berkorset kulit sebagai baju zirahnya yang sangat menguasai seni tempur dan pertarungan dengan senjata tajam, lalu seorang ratu yang memimpin sekelompok serdadu perempuan bernama Hippolyte. Kisah ini yang mungkin diadaptasi dalam karakter film seri versi TV: Xena the Princess Warrior! Keren tuch film...

Versi catatan penting sejarah Yunani kuno lainnya menyebutkan keterlibatan suku perempuan Amazon di bawah komando Ratu Penthesileia, dalam perang akbar Troy di abad ke-5 sebelum Masehi. Suku Amazon ini membantu Trojan melawan invasi tentara Yunani. Hujan panah dari tembok istana Troy kemungkinan besar merupakan buah serangan perempuan-perempuan Amazon ke barisan tentara Yunani yang mendarat dari bibir pantai. Panah-panah yang menewaskan sebagian besar tentara ekspedisi pertama Yunani yang merangsek ke garis pertahanan Troy. Namun akhirnya Ratu Penthesileia sendiri terbunuh di tangan “pendekar” Yunani yang legendaris: Achilles. Inilah yang mematahkan perlawanan suku Amazon di Troy. Sudah pernah kan nonton filmnya "TROY".? Itu loh yang meranin Achilles si Brad Pitt.?

SUKU AMAZON

Amazon adalah sebuah sebutan. Ada dua versi kontroversial mengenai maknanya jika ditinjau dari etimologi-nya. Versi pertama, Amazon berdasarkan tinjauan bahasa Iran kuno kira-kira berbunyi “ha-mazan” yang diterjemahkan sebagai “warriors (pejuang)”. Sebutan ini ditujukan bagi voluntir suku gagah berani yang mayoritas perempuan dalam pertempuran besar Persia (492 – 448 SM).

Sementara versi Yunani, menyebutkan bahwa Amazon mengandung makna buah dada yang hilang (breastless). Penyebutan ini muncul terhadap sekelompok pejuang perempuan yang mahir menggunakan panah. Namun anggota suku ini tidak memiliki buah dada sebelah kanan. Konon buah dada itu sengaja dipotong untuk memudahkan gerakan memanah mereka.

Dalam mitologi Yunani Kuno, suku Amazon dikenal sebagai suku yang seluruh anggotanya adalah perempuan pejuang yang amat terlatih menggunakan panah, tombak dan pedang. Sebuah skriptur (yang ditaksir) berasal dari abad ke-8 atau ke-7 sebelum Masehi menyebutkan mereka sebagai Amazon (Amazonia). Perempuan-perempuan Amazon ini dituliskan berasal dari suku barbar nomaden yang bermukim di sekitar Laut Hitam (wilayah utara Turki sekarang).

Sejarawan Yunani kuno, Herodotus mempercayai keberadaan Sarmatians, yaitu orang-orang yang menempati kawasan Scythian. Dari sini lah dugaan kuat muncul bahwa telah terjadi penyatuan antara perempuan suku dan kaum Scythians. Keturunan perempuan mereka yang lantas meneruskan kebudayaan suku Amazon.

Literatur menyebutkan bahwa suku Amazon memang hanya terdiri dari perempuan. Semuanya didik sejak kecil untuk menjadi petarung yang tangguh. Sejak anak perempuan menginjak akil balik, buah dada kananya pun dipotong dalam sebuah ritual. Inilah ciri khas Amazon Yunani. Perempuan-perempuan itu mengorganisir diri menjadi sebuah ras yang unggul, menyaingi satria lelaki bahkan melebihinya.

Dalam satu tahun, setidaknya mereka melakukan “perburuan” lelaki untuk reproduksi dan melanjutkan keturunan. Hihihiihihi.....ada yang mau kesana..??? Lelaki itu “dipaksa” melayani hubungan seksual dan sesudahnya dibuang kembali ke sukunya. Seandainya lahir anak lelaki, maka mereka akan membuangnya ke suku lelaki yang membuahinya atau dipelihara sebagai budak. Sadis banget nich kaum perempuannya.....suku Amazon memang hanya menerima kaum perempuan saja di komunitasnya.

AMAZON AMERIKA

Sementara ketika suku Amazon (versi Yunani) telah lama dianggap punah, kisah mengejutkan muncul pada abad ke-16. Kisah ini dilaporkan penjelajah Spanyol Francisco de Orellana, komandan satu pasukan ekspedisi Gonzallo Pizarro dalam dokumen resmi ekspedisinya di kawasan Amazon, Amerika Selatan.

Tahun 1541 – 1542, Francisco bersama regu pasukannya melakukan ekspedisi menyusuri kawasan basin (daerah berawa) Sungai Amazon dari pesisir pantai Pasifik kawasan Napo River (hulu) sampai pesisir Atlantik (hilir).

Dalam penjelajahan sungai tersebut, tentara Spanyol tersebut beberapa kali diserang suku-suku pedalaman. Namun yang paling mengejutkan adalah serangan mematikan pejuang suku Indian yang seluruhnya adalah perempuan bersenjata! Pasukan ekspedisi Spanyol kemudian menyebut pejuang Indian perempuan tersebut dengan nama Amazon. Nama itu diambil dari legenda pejuang perempuan Amazon di Yunani.

Dari kejutan berdarah suku Amazon ini lah sungai tersebut kemudian mereka beri nama Amazon. Hingga kini daerah sungai terpanjang di Amerika Selatan yang melintasi Peru, Columbia, dan Brasil tersebut disebut Amazon. Termasuk wilayah daratan hutan di sepanjang sungai yang pada masa itu menjadi “benteng” pejuang-pejuang Indian pedalaman hutan tropis Amerika Selatan.


EKSISTENSI DALAM ARTEFAK

Walau muncul keraguan apakah suku Amazon benar-benar ada atau

hanya sekadar mitos yang tertuang dalam epic dan legenda, paling tidak banyak artefak dari masanya yang merujuk pada eksistensinya.

Di wilayah Eropa modern, sejumlah artefak tersebut tersimpan dalam museum, dari masa kejayaan Yunani Kuno, Romawi, Persia, sampai Indian Amerika, dan Timur Tengah. Pahatan, relief, arca, dan senjata tempur peninggalan mereka membuktikan

bahwa kemungkinan besar suku perempuan yang dikenal sebagai Amazon memang benar-benar ada. Hal itu juga didukung sejumlah skriptur tua dari masa sebelum masehi sampai abad pertengahan Masehi.

Kegagahan perempuan-perempuan pejuang ini memang tak bisa dihilan gkan begitu saja dari jejak sejarah. Jika ia tidak mengacu pada satu suku atau bangsa yang didominasi perempuan, setidaknya kelompok perempuan yang mahir bertempur dan menggunakan senjata memang benar-benar nyata di masa lalu!


AMAZON, SUNGAI TERPANJANG KEDUA DI DUNIA

Sungai Amazon merupakan sungai terpanjang kedua di dunia. Mengalir membelah daratan Amerika Selatan melintasi Peru, dan Brasil. Panjangnya mencapai 6.437 km (4.000 mil) kalah sedikit dibanding Sungai Nil di Mesir. Namun soal debit airnya, Sungai Amazon adalah yang terbesar! Lebih besar ketimbang Sungai Nil, Sungai Mississippi, maupun Sungai Yangtze.

Basin Sungai Amazon memiliki keragaman hayati yang tinggi dan mencakup area hutan hujan tropis seluas 7 juta km persegi. Lekuk aliran airnya memang memiliki beragam ukuran luas dan sangat lebar. Jarak antara tepian rata-rata 2 – 10 km, bahkan ada yang mencapai 140 km di muaranya. Kedalamnya juga bervariasi mulai dari 12 – 90 meter. Sangkin lebarnya, kapal berdimensi lebar pun bisa menyusuri beberapa bagian sungai tersebut.

Hulu Sungai Amazon berasal dari kawasan pegunungan Andes di Peru. Berawal dari sebuah air sungai kecil yang disebut Apurimac River di ketinggian 5.240 meter di atas permukaan laut. Melompat dalam bentuk air terjun setinggi 240 meter.

Sungai kecil ini mengalir menuju Sungai Ucayali, yang satu percabangannya membesar menjadi Sungai Amazon di kawasan Peru. Titik percabangan sungai ini berada di dekat Iquitos, Peru. Ia terus mengalir dan melebar melintasi perbatasan Colombia masuk ke Brasil. Sampai akhirnya berhilir ke Samudera Atlantik di wilayah utara Pulau Marajo.

Sedikitnya ada 200-an sungai kecil yang menghilir ke Amazon. Termasuk sungaiyang tercantum dalam peta seperti Japura, Jurua, Madeira, Purus, Tapajos, Xingu, and Rio Negro.

Ada banyak jenis ikan yang menghuni Sungai Amazon. Yang paling terkenal adalah ikan buas pelahap daging: piranha, dan satu lagi ikan “raksasa” arapaima endemik Amerika Selatan. Selain itu, area Sungai Amazon juga menjadi rumah nyaman bagi aligator, anaconda, monyet, kakatua, sloth, dan banyak jenis serangga. Kira-kira MARSUPILAMI ada ga yah di sana....??'''''''

HUTAN HUJAN TROPIS TERBESAR DI DUNIA

Orang-orang Indian hutan pedalaman menjadi penguasa hutan Amazon sebelum orang-orang kulit putih dari Eropa masuk ke kawasan itu. Sebuah kawasan hutan hujan yang amat perawan, gelap, dan misterius.

Hutan hujan tropis Amazon adalah satu kawasan hutan yang terluas di dunia. Sangkin luasnya, ia juga dijuluki sebagai “paru-paru dunia”. Areanya meliputi hutan lebat seluas 5,2 juta km persegi, yang menutupi basin Sungai Amazon di Amerika Selatan.

Kira-kira dua pertiga hutan hujan Amazon terhampar di Brasil. Sisanya menutupi kawasan negara Peru, Bolivia, Ekuador, Colombia, dan Venezuela. Curah hujan yang sangat tinggi dan merata menjaga temperatur harian hutan rata-rata 27 derajat celcius.

Sebagian besar hutan Amazon ditumbuhi pepohonan berkayu, yang tersebar dalam berbagai kerapatan yang berbeda. Ketinggian dan jenis rupanya juga beragam, mulai yang tinggi kurus, besar, dan rerimbunan bersemak. Kanopi hutan Amazon rata-rata 20 – 50 meteran.

Jenis ragamnya mulai dari epifit, parasit, anggrek, tumbuhan berbunga, tumbuhan berbuah, aneka lumut, liana, ragam kayu-kayuan. Kanopi yang rapat dan cabang pepohonan yang meliuk rapat menutup hutan dengan sempurna. Sinar mentari nyaris tak bisa menyentuh lantai hutan. Dan sebagian dasar hutan itu terdiri dari lapisan yang termat subur.

Hutan hujan tropis Amazon memiliki varietas tanaman dan ragam hewan serta kehidupan liar yang kaya melebihi semua tempat di belahan dunia mana pun. Sedikitnya 10 ribuan spesies tanaman bisa ditemukan di sana. Dengan kerapatan ragam jenis hampir 300 spesies tumbuhandalam area 1 hektarenya.

Di sampingitu sejumlah besar tanaman bernilai ekonomi juga tumbuh di sana. Seperti produk utama Brasil kacang-kavangan, coklat, nenas, dan karet. Belum lagi 1.500 spesies burung hutan hujan, dan 30 jutaan serangga serta mamalia dunia.

Namun permintaan yang tinggi terhadap hasil hutan dari seluruh dunia, Amazon kini terancam pengerogotan yang serius. Aktivitas penebangan hutan menggila untuk memenuhi produk kayu, peternakan dan pertanian melebar dan membabat luasan hutan perawan.

Setidaknya, akibat aktiviats manusia dan industri, 10 persen tutupan hutan Amazon terpangkas habis. Suku-suku pedalaman pun semakin terpojok, senasib dengan hewan-hewan liarnya. Menanti kepunahan, kematian, dan hilangnya budaya asli Amerika Selatan. (Sumber:Global)











Senin, 18 Januari 2010

Air: Mendinginkan atau Membakar?

Titik air dapat menjadi fokus bagi sinar matahari pada permukaan daun, yang mengakibatkan terjadinya kebakaran

Penelitian yang dipimpin Dr. Gabor Horvath dari Unversitas Eovtos Hongaria menemukan, air dapat mengakibatkan kulit terbakar. Mereka melakukan penelitian dampak kondisi kemampuan titik air berbeda pada daun akibat fokus sinar matahari, sehingga menyebabkan terjadinya proses pembakaran.

Penelitian tersebut dipublikasikan dalam New Phytologist, Jumat (8/1) lalu, dengan melibatkan sejumlah peneliti baik dari komputasi maupun eksperimental untuk menentukan dalam kondisi bagaimana air dapat mengakibatkan daun terbakar.

"Yang menjadi persoalan adalah fokus sinar matahari oleh titik air pada permukaan tanaman tidak pernah diteliti secara mendalam, baik secara teoritis maupun eksperimental," ujar Horvath dalam siaran persnya. "Namun, ini jauh dari sebuah pertanyaan sepele. Banyak kalangan berpendapat bahwa kebakaran hutan dapat dipicu sinar matahari yang secara inten difokuskan oleh titik air pada tanaman kering."

Horvath dan beberapa rekannya menemukan, titik-titik air tidak dapat membakar daun maple atau ginko karena permukaannya yang halus. Namun, daun pakis apung, daunnya rentan terbakar akibat titik air tanah pada permukaan lilin rambut daun tersebut, karena akan membentuk kaca pembesar pada permukaan daun.

"Fenomena yang sama dapat terjadi ketika tetesan air terdapat pada permukaan kulit manusia," tulis para peneliti pada sebuah koran. "Namun, eksposur berkelanjutan mengakibatkan kulit menjadi fokus kuat terhadap sinar matahari yang mengharuskan posisi seseorang relatif konstan. Oleh karena itu, kita dituntut merawat kulit dengan dosis tepat tanpa ada keraguan akibat terbakar matahari karena tetesan air pada permukaan kulit."

Secara teoritis, para peneliti menulis, jika titik air terdapat pada permukaan tanaman kering, fokus sinar matahari akan semakin kuat, yang bisa mengakibatkan timbulnya api. Namun, ada kemungkinan bahwa titik air akan menguap sebelum hal tersebut terjadi, sehingga ancaman seperti itu sangat kecil. (EpochTimes/Stephanie Lam/sua).

Sumber : erabaru.net

Jumat, 15 Januari 2010

Siput Pertama Berbadan Setengah Flora Setengah Fauna



Tampaknya siput laut ini makhluk pertama yang tubuhnya setengah flora setengah fauna. Pasalnya, siput yang baru ditemukan ini bisa menghasilkan pigmen klorofil seperti layaknya tumbuh-tumbuhan.

Para ilmuwan memperkirakan, siput cerdik tersebut mencuri gen dari alga yang mereka makan sehingga bisa menghasilkan klorofil. Dengan gen "curian", mereka bisa berfotosintesis, yaitu proses tumbuhan untuk mengubah cahaya matahari menjadi energi.

"Hewan ini bisa membuat molekul berisi energi tanpa makan apa-apa," kata Sydney Pierce, pakar biologi dari Universitas South Florida di Tampa. Pierce telah mempelajari mahluk unik tersebut, yang telah resmi dinamakan Elysia chlorotica, selama 20 tahun.

Ia mengajukan temuan terbarunya pada tanggal 7 Januari 2010, pada pertemuan tahunan Komunitas Integratif dan Perbandingan Biologi di Seattle. Temuan ini dilaporkan pertama kali oleh jurnal Science. "Ini pertama kalinya hewan multiseluler bisa menghasilkan klorofil," tutur Pierce.

Siput laut ini tinggal di rawa-rawa air asin di New England, Kanada. Selain "mencuri" gen untuk menghasilkan pigmen hijau klorofil, hewan ini juga mencuri bagian-bagian kecil sel yang disebut kloroplas, yang dipakai untuk melakukan fotosintesis. Kloroplas menggunakan klorofil untuk mengubah cahaya matahari menjadi energi, seperti tanaman, sehingga hewan ini tak perlu makan untuk mendapatkan energi.

"Kami mengumpulkan sejumlah hewan tersebut dan menyimpannya di akuarium selama berbulan-bulan," kata Pierce, "Asalkan diberi cahaya selama 12 jam sehari, mereka bisa bertahan (tanpa makan)."

Para peneliti memakai pelacak radioaktif untuk memastikan bahwa siput-siput ini benar-benar menghasilkan klorofil, dan bukan mencurinya dari pigmen yang sudah pada alga. Nyatanya, siput-siput ini mengintegrasikan materi genetika dengan sangat sempurna sehingga bisa diturunkan pada generasi selanjutnya.

Anak-anak dari siput yang sudah "mencuri" gen juga bisa menghasilkan klorofil sendiri, ( wah kaya keluarga 'pencuri' z ni siput ) walaupun mereka tak bisa berfotosintesis sebelum mereka makan cukup alga hingga bisa "mencuri" cukup kloroplas. Sejauh ini, kloroplasnya belum bisa mereka produksi sendiri. Keberhasilan siput-siput ini mengagumkan, dan para ilmuwan juga masih belum bisa memastikan, bagaimana hewan ini bisa memilih gen yang mereka butuhkan.
Mengagumkan juga nich siput pinternya bukan caranya "mencuri" tp cara menghasilkan klorofilnya itu.........

Sabtu, 09 Januari 2010

Ternyata Kulit Kita Bisa Mendengar

Tak hanya dengan telinga, menurut penelitian terbaru, kita ternyata juga bisa mendengarkan lewat kulit. Berdasarkan percobaan bersama para sukarelawan yang mendengarkan suku-suku kata tertentu, sementara udara diembuskan pada kulit mereka, terbukti bahwa otak manusia menerima dan menyatukan informasi dari berbagai indra untuk membentuk gambaran daerah sekitar.

Disandingkan dengan penelitian-penelitian baru lainnya, penemuan ini menyentil pandangan tradisional tentang cara kita mengamati sekeliling kita.

"Penemuan ini jauh berbeda dari pendapat-pendapat tradisional yang mengatakan bahwa karena kita punya mata maka kita pikir kita melihat informasi visual, dan karena punya telinga maka kita mendengar informasi audio. Pendapat ini agak menyesatkan," kata peneliti Bryan Gick dari Universitas British Columbia, Vancouver.

"Penjelasan yang lebih tepat adalah karena kita punya otak maka kita bisa mengamati, bukan karena kita punya mata dan telinga untuk melihat dan mendengar."

Dengan kemampuan seperti ini, Gick memandang manusia sebagai "alat pengamat dengan seluruh tubuh".

Penelitian ini, yang dibiayai oleh Natural Sciences, Dewan Ilmu Teknik Kanada dan Institut Nasional Kesehatan (Kanada), dijabarkan dalam jurnal Nature edisi 26 November.

Cara pengamatan kita

Hasil kerja Gick berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya menyatakan bahwa kita bisa melihat suara dan mendengar cahaya, walaupun kita tak menyadarinya. Menurut Gick, penelitian lainnya juga menunjukkan bahwa, bila kita mengamati bibir orang lain bergerak dan kita menyangka orang itu berbicara, maka daerah pendengaran otak kita menjadi aktif.

Para ilmuwan menjelaskan kemampuan pengindraan seperti itu sebagai hasil dari pengalaman. Karena kita sering melihat dan mendengar orang berbicara, selayaknya kita belajar menyatukan yang terlihat dengan yang terdengar.

Penjelasan alternatifnya ialah adanya suatu kemampuan tersembunyi. Maka dari itu, Gick dan koleganya, Donald Derrick, yang juga dari Universitas British Columbia, mempelajari dua indra yang biasanya tidak disandingkan, yaitu pendengaran dan peraba, untuk melihat dasar dari persepsi.

Bagaimana kulit mendengar

Tim penelitian melakukan fokus pada suara-suara yang mengeluarkan embusan napas ketika diucapkan, seperti "pa" dan "ta", dan juga suara-suara tanpa embusan, seperti "ba" dan "da".

Para partisipan yang matanya ditutup mendengarkan suara pria yang mengucapkan keempat suku kata itu dan harus menekan tombol untuk menjawab, apakah suara yang mereka dengar itu "pa", "ta", "ba", atau "da". Para partisipan terbagi dalam tiga kelompok, masing-masing 22 orang. Grup pertama mendengarkan semua suku kata itu sementara udara diembuskan ke tangan mereka. Grup kedua dengan hembusan ke leher. Adapun grup ketiga tanpa embusan sama sekali.

Sekitar 10 persen dari total kejadian adalah, ketika udara diembuskan ke kulit, para partisipan salah menebak suku kata yang mestinya tidak berembusan sebagai yang berembusan. Jadi, ketika "ba" diucapkan, partisipan yang menerima embusan udara mengira mereka mendengar "pa". Grup pengendali tidak menunjukkan terjadinya salah tangkap seperti itu.

Penelitian lanjutan, saat para partisipan disentuh kulitnya, bukan diembuskan udara, menunjukkan bahwa tak terjadi kesalahan antara suara yang memiliki embusan atau tidak.

Selanjutnya, Gick sedang bekerja dengan sejumlah ilmuwan dari Universitas California, San Fransisco, untuk menemukan bagaimana otak bisa menyatukan berbagai indra.

DNA Juga Bisa Memacu Potensi Diri, lho...

Deoxyribunucleic Acid (DNA) selama ini selalu dikenal untuk mengidentifikasi garis keturunan. Padahal, DNA tak hanya bisa dipelajari dari sisi medis. Psikolog Miriati, Psi, mengungkapkan, DNA juga bisa disorot dari ilmu Psikologi. Apa manfaatnya? Ternyata, DNA bisa dioptimalkan untuk membangkitkan potensi diri. Mau tahu, bagaimana mengaktifkan DNA?

DNA terdiri dari zat kimia yang sifatnya basah yaitu adenine, guanine, cytosine dan thymine yang melekat pada fosfor dan gula. Bentuknya seperti tangga elips, memutar. Menurut Miriati, setiap manusia memiliki DNA/gen yang mempunyai potensi serupa. Memberikan pengaruh positif atau negatif, tergantung bagaimana pengaktifan oleh masing-masing individu.

"DNA itu terdapat di setiap inti sel tubuh. Semua manusia memilikinya. Perbedaannya, hanya karena masing-masing punya pilihan dan keinginan yang berbeda. Selain itu disebabkan masih adanya gen yang padat dan belum mencair. Sehingga, perlu di- on -kan," ujar Miriati, pada diskusi Mengoptimalkan Potensi Diri melalui Pengaktifan DNA/Gen, di MP Book Point, Jakarta Selatan, Kamis (10/9).

"Dengan kehadiran gen/DNA, setiap orang punya bakat dan potensi yang sama. Catatannya, harus membuka diri dengan berbagai kesempatan," lanjutnya.

Miriati mencontohkan, sikap penolakan selalu menjadi respon awal bila disodorkan sebuah kesempatan. Padahal, tawaran ini seharusnya direspon secara positif dan yakin bahwa setiap orang bisa melakukannya, meskipun tanpa pengalaman. Ketika kesempatan direspon positif, jelas Miriati, maka gen akan hidup.

"Setiap orang punya potensi, berapapun usianya. Untuk memaksimalkan potensi, setiap orang harus berpikir positif, bahwa dia bisa. Setiap orang punya muatan gen yang sama, tergantung bisa dibuka atau tidak. Kalau negative thinking , gen tidak akan terbuka," papar Miriati.

Bagaimana mengaktifkan DNA untuk potensi diri?

Ada beberapa cara untuk mengaktifkan DNA. Miriati memaparkan, setidaknya ada 6 karakter positif yang bisa ditumbuhkan pada setiap individu. Pertama, membuka diri untuk menyerap wawasan yang luas. Wawasan yang luas akan merangsang keinginan. Kedua, dengan keinginan atau dreams, bisa membangkitkan energi positif dalam diri.

Tak hanya dari diri sendiri, menghidupkan DNA juga bisa distimulus dari lingkungan sekitar. Cara ketiga, menginspirasi momen yang dijumpai.

"Seseorang bisa mengandalkan dirinya sendiri dengan apa yang ada didirinya. Dimanapun, kita bisa terinspirasi asal dalam hidup menghadirkan consciousness sehingga kita bisa memaknai suatu peristiwa," ujarnya.

Keempat, selalu berpikir positif, grab it first and do it ! Artinya, selalu berpikir positif atas setiap kesempatan baru. Dan kelima, selalu melakukan latihan terus menerus sehingga pengaktifan DNA akan bisa dimunculkan secara spontan dan berimplikasi positif bagi potensi diri.

Miriati juga mengingatkan, jika memiliki mimpi atau keinginan, berbagilah dengan orang-orang yang diyakini bisa memberikan dorongan. Dorongan positif yang yang didapatkan akan memacu DNA aktif. "Jangan cerita sama orang yang belum-belum sudah memadamkan semangat Anda," kata Miriati.
Sumber : Kompas